Jakarta, CNN Indonesia —
Kabar kemunculan hewan tanda kiamat di Israel kembali ramai usai pembuatan ulang artikel lawas sejumlah media daring. Simak fakta-fakta bipes biporus alias kadal cacing Meksiko yang jadi korban hoaks itu.
Isu ini sebenarnya sudah pernah dibahas dua tahun lalu. Mulanya, menurut situs Turn Back Hoax, adalah unggahan soal binatang tanda kiamat yang muncul di Israel di akun Facebook Revi Utami, 6 Februari 2021.
Unggahan tersebut berupa tautan artikel berjudul “Dabbah Telah Muncul Di Israel, Binatang Pesan Tanda Kiamat. Semoga Kita Dalam Lindungan Allah.Aminn”. Artikel itu dimuat situs dailybcsnews.com, pada 9 Desember 2020.
Dalam artikel dijelaskan binatang itu bernama ‘Dabbah’ yang diklaim tercantum dalam Quran Surat An-Naml: 82.
Namun, berdasarkan penelusuran Turn Back Hoaks, informasi binatang tanda kiamat Dabbah muncul di Israel tidak ditemukan kalimat Dabbah muncul di Israel.
Penelusuran menggunakan Google Search dengan kata kunci ‘Dabbah’ serta sinyal dekatnya kiamat mengarah pada artikel berjudul “Pesan Nabi Ketika Tiba Kemunculan Dabbah” yang dimuat situs islampos.com dua tahun lalu.
Namun, tidak ditemukan kalimat ‘Dabbah muncul di Israel’ di dua artikel itu.
Di samping itu, penelusuran foto via Google Image menghasilkan fakta yang lebih jelas. Platform tersebut mengarahkan kepada artikel animals.fandom.com yang memuat foto yang sama dengan nama kadal mol Meksiko atau Bipes Biporus. Nah.
Siapa dia?
Bipes biporus juga dikenal sebagai kadal cacing berjari lima atau cukup dipanggil Bipes. Is masuk spesies amphisbaenian yang endemik di Baja California, Meksiko.
Dalam jurnal yang diunggah di situs University of Texas, Austin, AS, bipes biporus merupakan salah satu dari empat amfisbaen yang memiliki kaki, dan salah satu dari tiga spesies hewan yang tidak punah yang hanya memiliki dua kaki, dengan Sirene Kecil dan Sirene Besar.
Bipes biporus punya kaki depan tapi nihil kaki belakang. (university of texas)
|
Kadal cacing ini punya panjang ukuran tubuh dewasa 190-240 mm. Sementara, anak berkisar antara 90-130 mm, remaja 130-185 mm.
Spesies ini punya tungkai depan yang relatif pendek dan lebar hingga 8 mm. Letaknya di depan di belakang kepala. Lima bantalan cakar seperti jari hadir pada setiap tungkai atau kaki.
Meski begitu, kadal ini tak punya kaki belakang luar. Tubuhnya memanjang berbentuk silinder serta tak punya dimorfisme seksual eksternal (tak ada perbedaan fisik jantan dan betina).
Warna kepala, badan, dan ekor pada kadal cacing dewasa biasanya berwarna merah muda. Beberapa individu berwarna putih di permukaan perut dan kadal remaja biasanya berwarna merah muda pucat.
Habitat Bipes biporus terutama ada di medan terbuka, datar, bukit pasir, dan gundukan yang stabil. Spesies ini menyebar di daerah gersang Baja California yang umumnya dikaitkan dengan tanah berpasir, tidak terkonsolidasi, berbutir halus.
Ia tinggal di dekat permukaan laut hingga di daerah dengan ketinggian hampir 400 meter dari permukaan laut. Meski begitu, sebagian besar populasinya ada di daerah dengan ketinggian di bawah 100 m.
Perlindungan
Temuan spesiemen Bipes biporus pertama dilaporkan oleh Thomas H. Streets (1877) dalam buku ‘Contributions to the natural history of the Hawaiian and Fanning islands and Lower California’.
Ia sempat diidentifikasi sebagai spesies Chirotes canaliculatus.
Spesies ini adalah satu-satunya anggota genus yang terdapat di daratan tetangga México pada saat Streets melakukan ekspedisi keduanya di sepanjang pantai Baja California pada 1874-1875.
Pada 1876, dua spesimen tambahan dikumpulkan oleh W. J. Fisher, ilmuwan dari California Academy of Sciences, di La Paz dan diidentifikasi oleh Cope sebagai “Chirotes sp.”.
Nama Bipes biporus pertama kali dipakai dalam karya Stejneger and Barbour pada 1917 dan dipakai hingga kini.
Biporus sendiri berasal dari paduan kata Latin bi yang berarti “dua” atau “ganda” dan porus yang berarti “pori” atau bukaan kecil di kulit. Ini mengacu pada dua pori preanal (depan anus).
Bipes biporus masuk kategori “perlindungan khusus” di Baja California dan masuk status hewan yang paling tidak diperhatikan (IUCN). Ahli lain menempatkan spesies ini dalam kategori kerentanan sedang berdasarkan ekologi dan keberadaannya di kawasan lindung.
Penilaian ulang oleh Johnson et al. (2017) dan Wilson et al. (2013) mengungkap dampak penganiayaan manusia dari perdagangan hewan peliharaan ternyata minim.
Saat ini, Bipes biporus diberi perlindungan khusus di sebelah selatan Valle de los Cirios dan Cagar Biosfer El Vizcaíno. Tren populasi juga dinilai stabil.
(can/arh)
Sumber: www.cnnindonesia.com