Berubah Pikiran, Jack Dorsey Anggap Elon Musk Tak Tepat untuk Twitter

Jack Dorsey, mantan CEO Twitter, menguji coba medsos Bluesky Social kala Elon Musk mengambil alih bekas perusahaannya itu.

Jakarta, CNN Indonesia

Mantan CEO Twitter Jack Dorsey berubah pikiran tentang miliarder Elon Musk. Apa penyebabnya?

Sebelum itu, Dorsey beranggapan Musk adalah sosok yang tepat untuk memimpin raksasa media sosial tersebut.

Baru-baru ini, ketika ditanya apakah dirinya percaya Musk telah menjadi pengelola Twitter yang terbaik, Dorsey menjawab dengan datar, “tidak.”

Dorsey menambahkan Musk “seharusnya tidak jadi” mengakuisisi Twitter senilai US$44 miliar sambil menyalahkan dewan direksi Twitter yang mencoba memaksanya untuk menindaklanjuti kesepakatan tersebut.

Padahal, Musk telah berusaha untuk mundur dari pembelian tersebut tahun lalu.

“Semuanya berjalan buruk. Namun hal tersebut telah terjadi dan yang dapat kami lakukan sekarang adalah membangun sesuatu untuk menghindari hal tersebut terjadi lagi” kata Dorsey, dikutip dari CNN.

Twitter yang kini telah memangkas sebagian besar tim humasnya tidak menanggapi permintaan komentar terkait masalah ini.

Di bawah kepemimpinan Musk, Twitter telah memangkas sebagian besar stafnya, sering mengalami gangguan layanan, dan membuat sejumlah perubahan kontroversial pada kebijakan dan fitur-fiturnya.

Termasuk, keputusan baru-baru ini untuk menghapus tanda centang biru dari pengguna VIP yang tidak membayar untuk diverifikasi.

Dalam tulisan di Bluesky yang diulas oleh CNN, Dorsey menyoroti kekecewaannya terhadap Musk. Hal ini juga muncul setelah berbagai kejadian dalam beberapa bulan terakhir di mana Dorsey secara terbuka mempertanyakan beberapa pengambilan keputusan Musk.

Melansir The New York Times, Bluesky adalah “media sosial yang menawarkan fitur inti yang sama dengan Twitter.” Penggunanya dapat mengunggah teks dan foto, saling berbalas pesan dan membagikan unggahan orang lain.

Bluesky masih dalam tahap pengembangan dan baru tersedia bagi iOS pada Februari lalu dan Android pada bulan ini. Direktur Eksekutif Bluesky, Jay Graber dalam sebuah tulisan di blog mengakui, bukan kebetulan Bluesky mirip Twitter.

Namun, ia menyebut tetap ada perbedaan antara aplikasi itu dengan Twitter. Contohnya, Bluesky berencana memiliki sistem yang terdesentralisasi, yang berarti orang-orang dapat membangun aplikasi mereka dan sendiri dan komunitas di dalamnya.

Menurut Graber, Bluesky memang didesain seperti itu sehingga tidak ada individu yang membuat peraturan untuk semua komunitas Bluesky.

Beberapa figur terkenal yang kabarnya sudah bergabung antara lain Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat, Alexandria Ocasio-Cortez dan model Chrissy Teigen. 

Setahun yang lalu, Dorsey dengan cepat memberikan pujian kepada Musk ketika kesepakatan Musk untuk membeli Twitter pertama kali diumumkan. Dorsey mengatakan jika Twitter harus dimiliki oleh satu orang atau perusahaan, “Elon adalah solusi tunggal yang saya percayai.”

Menurut pengajuan sekuritas setelah kesepakatan selesai, Dorsey bahkan mengalihkan lebih dari 18 juta sahamnya di Twitter (sekitar 2,4 persen saham) ke perusahaan baru milik Musk sebagai investor ekuitas, alih-alih menerima pembayaran tunai.

Kini, Dorsey tampaknya percaya Musk adalah pilihan yang tidak tepat.

Dorsey juga mendapat kritik dari pengguna Bluesky lainnya yang menyebut Twitter bisa saja bergerak ke arah yang berbeda, tetapi Dorsey berpendapat tidak ada yang bisa mengalahkan Musk.

“Jika Elon atau siapa pun ingin membeli perusahaan ini, yang harus mereka lakukan adalah menyebutkan harga yang menurut dewan direksi lebih baik daripada yang bisa dilakukan perusahaan secara mandiri,” katanya.

“Hal ini berlaku untuk setiap perusahaan publik,” imbuh dia.

(lom/lth)





Sumber: www.cnnindonesia.com