Bapeten Buka Peluang Kerjasama Nuklir dengan Rusia

Bapeten mengungkap ada satu perusahaan yang berencana membangun PLTN di RI yang bakal dikomersialisasi pada 2032.

Jakarta, CNN Indonesia

Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) menjelaskan pihaknya membuka peluang untuk melanjutkan kerja sama nuklir dengan Rusia.

“Yang jelas kami bekerja sama dengan semua pihak, kami bekerja sama dengan Rusia, Prancis, Kanada, AS, Jepang dan Korea. Jadi hampir semua negara yang mempunyai teknologi itu (nuklir) kami bekerja sama. Dengan Rusia tidak menutup kemungkinan,” ujar PLT Kepala Bapeten Sugeng Sumbarjo di Jakarta, Swlasa (8/11).

Sebelumnya, isu kerja sama ini muncul ke permukaan usai pertemuan Joko Widodo dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Juni lalu.

Dalam pertemuan itu Putin disebut tertarik untuk bekerja sama di bidang pengembangan teknologi nuklir.

“Banyak perusahaan kami, termasuk perusahaan energi, beroperasi di Indonesia. Ada ketertarikan untuk mengembangkan industri tenaga nuklir nasional,” ujar Putin saat konferensi pers bersama Jokowi, Kamis (30/6).

Putin menjelaskan di negaranya ada beberapa perusahaan teknologi yang diklaim berpengalaman seperti Rosatom, bersedia terlibat dalam proyek bersama.

Tawaran kerja sama nuklir bukanlah hal baru. Indonesia telah mempunyai hubungan erat dengan Rusia sejak era presiden Sukarno pada 1965.

Pembangunan sipilnya sudah dilakukan dengan nama IRI-2000, desain Uni Soviet (kala itu). Lokasinya di area Pusat Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Serpong.

Namun proyek ini terhenti akibat perubahan situasi politik, yaitu adanya pergantian presiden.

Lima puluh tahun kemudian, tepatnya pada 2015, Indonesia melalui Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) kembali kerja sama dengan Rusia dalam proyek pembangunan PLTN mini.

Di sisi lain, Bapeten juga mengungkapkan sebuah perusahaan berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di dalam negeri di tengah kondisi warga yang masih banyak menentang sumber energi tersebut.

“Untuk pembangunan PLTN saat ini sudah banyak vendor-vendor yang tertarik untuk menginvestasikan untuk pembangunan PLTN. Ada satu perusahaan yang ingin menginvestasikan,” kata Sugeng.

Meski demikian, Sugeng tak mengungkapkan nama perusahaan tersebut. Ia mengatakan perusahaan ini masih dalam tahap proses penelitian dan pengembangan.

“Saat ini sudah berkonsultasi dengan Bapeten, dari sisi peraturan bagaimana mereka mengajukan desain,” ujarnya,

“Sudah dimulai dengan adanya pengkajian. Jadi kami sudah menyampaikan peraturan, dan mereka harus menaati peraturan.” katanya mengakhiri.

[Gambas:Video CNN]

(can/lth)






Sumber: www.cnnindonesia.com