Menteri Perdagangan Amerika Serikat Gina Raimondo mengatakan tidak menemukan bukti raksasa ponsel pintar dan telekomunikasi China, Huawei, dapat memproduksi ponsel pintar dengan semikonduktor canggih dalam skala besar.
“Kami tidak memiliki bukti bahwa mereka (Huawei) dapat memproduksi [chip] tujuh nanometer (nm) dalam skala besar,” kata dia, dalam sidang DPR AS, dikutip dari Reuters.
Sejak 2019, AS memutus akses Huawei ke alat pembuat chip tertentu dengan dalih perusahaan China itu menimbulkan risiko keamanan nasional yang “tidak dapat diterima” karena ada ancaman memata-matai jaringan telekomunikasi AS.
Namun, tudingan ini dibantah oleh Huawei.
Dikutip TechCrunch, sanksi tersebut telah menghancurkan bisnis handset raksasa China, memaksanya untuk mendiversifikasi aliran pendapatan ke area yang kurang dikenal seperti IoT dan otomotif.
Tak juga dipulihkan sanksinya, beberapa pekan terakhir muncul kabar Huawei siap untuk kembali ke industri smartphone 5G pada akhir tahun ini. Laporan tersebut sejalan dengan peluncuran ponsel terbaru Huawei Mate 60 Pro oleh akhir Agustus lalu.
Menurut analisis TechInsights, Hp model ini ditenagai oleh system-on-chip (SoC) 7 nm yang dirancang oleh divisi chip Huawei, HiSilicon, dan diproduksi oleh raksasa pembuat chip Tiongkok, SMIC.
“Menemukan chip Kirin menggunakan proses fabrikasi 7nm (N+2) SMIC di smartphone Huawei Mate 60 Pro yang baru menunjukkan kemajuan teknis yang dapat dicapai oleh industri semikonduktor China tanpa alat litografi EUV,” kata Dan Hutcheson, wakil ketua TechInsights.
Dalam rapat dengar pendapat itu, beberapa anggota DPR dari Partai Republik berpendapat Departemen Perdagangan AS harus menyetop secara total semua ekspor teknologi ke Huawei dan SMIC.
Perwakilan Partai Republik Darrell Issa mengatakan pada sidang tersebut Raimondo berada di China ketika ponsel baru Huawei itu diumumkan.
“Anda terpukul dengan peluncuran ponsel 5G,” cetus Issa.
Seusai sidang, Raimondo menolak berkomentar mengenai apakah dia mempertimbangkan untuk mengakhiri semua lisensi untuk Huawei.
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan bulan ini pemerintah AS sedang berusaha mendapatkan lebih banyak informasi tentang chip Huawei.
Sementara, Departemen Perdagangan AS mengatakan sedang berupaya untuk mendapatkan lebih banyak informasi “tentang karakter dan komposisi” chip yang mungkin melanggar pembatasan perdagangan karena mereka mengatakan chip tersebut pasti dibuat dengan teknologi AS.
Chip CCTV
Di tengah kerahuan AS, sebuah unit bisnis Huawei Technologies mengirimkan chip baru buatan China untuk kamera pengintai (CCTV).
Menurut dua sumber anonim yang mengetahui upaya tersebut, pengiriman ke produsen kamera dari unit desain chip HiSilicon dimulai tahun ini. Beberapa pelanggannya adalah orang China.
“Chip pengawasan ini relatif mudah untuk diproduksi dibandingkan dengan prosesor ponsel pintar,” kata sumber yang mengetahui rantai pasokan industri kamera pengintai, dikutip dari Reuters.
Selain memasok chip untuk peralatan Huawei, unit HiSilicon juga memiliki pelanggan eksternal seperti Dahua Technology 002236.SZ dan Hikvision 002415.SZ.
Sebelum kontrol ekspor dari AS, perusahaan ini merupakan pemasok chip dominan untuk sektor kamera pengintai. Perusahaan Southwest Securities memperkirakan pangsa globalnya pada tahun 2018 sebesar 60 persen.
Pada tahun 2021, pangsa pasar global HiSilicon anjlok menjadi hanya 3,9 persen, menurut data dari perusahaan konsultan Frost & Sullivan.
[Gambas:Video CNN]
(can/arh)
Sumber: www.cnnindonesia.com