Apple Batasi Airdrop di China Cuma 10 Menit, Bagaimana Negara Lain?

Apple membatasi durasi aktif AirDrop di China menjadi hanya 10 menit. Mengapa demikian?

Jakarta, CNN Indonesia

Apple mengubah kebijakan penggunaan AirDrop di China dalam update iOS terbaru versi 16.1.1. Setelah update, AirDrop hanya akan aktif selama 10 menit setelah diaktifkan manual oleh pengguna di China.

Durasi aktif itu berlaku jika AirDrop diaktifkan untuk semua pengguna. Namun jika AirDrop hanya bisa terdeteksi oleh pengguna yang ada di daftar kontak, ia tidak memiliki durasi waktu.

Melansir Mashable, Apple mengatakan perubahan ini akan segera diaplikasikan ke seluruh dunia “di tahun-tahun ke depan”. Tujuannya, Apple tak ingin adanya pembagian file atau dokumen yang tidak diinginkan.

Di China, AirDrop biasa digunakan oleh pemrotes pemerintah untuk saling berkirim file atau pesan yang isinya melawan pemerintahan yang otoriter.

Ini bukan kali pertama, Apple membatasi kemampuan fitur-fiturnya di China. Sebelumnya, Apple juga menarik fitur Private Relay, yang berfungsi melindungi privasi pengguna dengan cara merahasiakan data aktivitas mereka di internet.

Fitur ini tidak diluncurkan di China, Kolombia, Arab Saudi, Uganda, dan negara lainnya. Pada 2017, Apple juga menarik aplikasi VPN, yang berfungsi menyembunyikan data trafik internet dari penyedia layanan, dari App Store di China.

Lebih lanjut, AirDrop sendiri ada baiknya tidak selalu dinyalakan. Pasalnya, hal itu bisa menjadi celah bagi para hacker untuk mengambil alih iPhone targetnya.

“Sebagai seorang yang menyerang, sangat mungkin untuk mengetahui nomor telepon, alamat email, bahkan sebagai orang asing,” demikian diungkapkan tim riset gabungan dari Secure Mobile Networking Lab (SEEMOO) dan Cryptography and Privacy Engineering Group (ENCRYPTO).

“Yang mereka butuhkan adalah perangkat yang tersambung Wi-Fi dan kedekatan dengan target yang membuat proses pencarian dengan cara membuka panel berbagi di iOS atau MacOS,” tambahnya lagi.

Sementara itu, mengutip CNBC, Apple telah menguasai pasar ponsel di China dengan mencatat rekor market share 23 persen pada kuartal keempat 2021.

Kesuksesan itu terjadi berkat penjualan iPhone 13 yang dilepas dengan harga yang relatif murah. “iPhone 13 yang baru telah membawa kesuksesan karena harga jualnya yang relatif rendah ketika dilepas di China, dengan kamera baru dan fitur 5G,” kata analis Counterpoint, Mengmeng Zhang.

“Lebih jauh, Huawei, pesaing utama Apple di pasar premium, mengalami penurunan penjualan karena sanksi dari Amerika Serikat,” katanya lagi.

[Gambas:Video CNN]

(lth)



[Gambas:Video CNN]




Sumber: www.cnnindonesia.com