Tindakan perundungan (bullying) terhadap anak di ruang digital atau cyberbullying makin ‘gila’ lantaran bocah makin melek media sosial. Apa yang harus dilakukan untuk melindungi mereka?
“Cyberbullying adalah masalah yang sangat kompleks dan serius, yang sangat mungkin untuk dialami. Studi menunjukkan bahwa anak-anak sering tidak memberi tahu orang dewasa bahwa mereka mengalami intimidasi,” kata Andrey Sideko, Lead webcontent analyst di Kaspersky, dikutip dari siaran persnya.
“Membangun hubungan saling percaya dengan anak akan membantu orang tua waspada jika buah hati mengalami perundungan,” lanjutnya.
Dalam rilis resminya, Kaspersky menyebut ada lima hal yang bisa dilakukan anak-anak untuk melindungi diri mereka.
“Orang tua mengajari anak untuk tidak berbicara dengan orang asing di jalan. Jadi mengapa kita tidak membicarakan aturan yang sama, tetapi untuk ruang online? Anda juga dapat melakukannya di Facebook, Instagram, Twitter, Twitch, Reddit,” tulis Kaspersky.
Ketenangan juga perlu dimiliki anak-anak jika menghadapi perlakuan intimidasi. Jangan merespon dengan kata-kata ofensif bisa dilakukan untuk “melindungi diri Anda dari jurang klarifikasi, hinaan, dan sejenisnya,” katanya.
Di forum online, biasanya ada moderator yang bekerja untuk menengahi dan mengatur percakapan. Jika terkena perundungan, pengguna internet bisa melapor kepada moderator atau administrator agar pelaku diblokir.
Mengumpulkan bukti juga tak kalah penting. Jika harus berurusan di jalur hukum, tangkapan layar bisa berfungsi sebagai bukti terhadap perundungan yang ada.
“Anda juga dapat mendiskusikan masalah tersebut dengan orang tua pelaku, atau menjelaskan kepada mereka secara pribadi konsekuensi yang mungkin terjadi,” tulis Kaspersky.
Jangan ragu untuk menghapus akun jika memang sudah dianggap mengganggu. Meninggalkan media sosial selama beberapa waktu dapat membantu untuk bernapas lega dan fokus pada diri sendiri,” tulis Kaspersky.
“Selain itu, perundung akan melihat bahwa pengguna tidak merespons dan dapat kehilangan minat pada korban yang ditargetkan, karena mereka tidak akan mendapat reaksi apa pun. Yang terpenting jangan pernah menyalahkan diri sendiri karena situasi ini,” tulisnya menambahkan.
Untuk para orangtua, paling tidak ada empat hal yang dapat dilakukan jika anak terkena cyberbullying. Pertama, tetap dukung dan percaya terhadap anak Anda.
Banyak anak tidak menceritakan perundungan yang mereka alami kepada orang tua.
“Namun, orang tua dapat memperhatikan tanda-tanda yang mungkin terjadi jika anak mereka di-bully. Secara khusus itu bisa ditandai dengan masalah tidur atau makan, air mata atau kesedihan dengan lekas marah atau menghindari pergi ke sekolah. Menarik diri dari aktivitas menyenangkan yang biasa mereka nikmati,” tulis Kaspersky.
Jangan langsung melarang anak untuk menggunakan internet. Pasalnya, itu hanya “dapat memperumit hubungan dengan anak mana pun” karena biasanya anak akan menjauh dan menarik diri.
Lebih lanjut, orangtua harus tetap berhubungan dengan anaknya di jejaring sosial dan pesan instan. Menurut Kaspersky, hal itu bisa membantu untuk memeriksa unggahan anak dan memahami kondisi mereka.
Terakhir, orang tua tak perlu takut untuk mengambil bantuan digital semisal lewat aplikasi pihak ketiga “yang menawarkan perlindungan dari konten berbahaya, serta memungkinkan mereka untuk mengatur batas waktu layar, memantau aktivitas online, atau juga melacak lokasi menggunakan GPS,” tulisnya.
[Gambas:Video CNN]
(lth)
Sumber: www.cnnindonesia.com