Ahli Pecahkan Misteri Isi Bulan, Lapisannya Diklaim Mirip Bumi

Pakar mengungkap isi Bulan yang bisa mengakhiri perdebatan berabad-abad. Simak pemaparan hasil studinya di sini.

Jakarta, CNN Indonesia

Para ilmuwan mengungkap struktur isi Bulan yang jadi bahan perdebatan panjang sejak lama. Yang mencengangkan, terdapat inti luar yang cair dan inti dalam yang padat, mirip dengan Bumi.

Hal itu terungkap dalam penelitian tim ahli dari Universitas Côte d’Azur dan Institute of Celestial Mechanics and Ephemeris Calculations (IMCCE), Prancis, yang diterbitkan di jurnal Nature.

Selama ini, para astronom telah dibuat bingung dengan struktur Bulan sebelum wahana antariksa apapun mendarat di sana.

Perdebatan sengit terjadi pada paruh pertama abad ke-20. Bahwa, apakah Bulan merupakan tekstur berbatu yang ‘primitif’ seperti satelit-satelitnya Mars, Phobos dan Deimos, atau apakah Bulan memiliki kandungan material geologi yang melimpah.

Petunjuk pertama bahwa Bulan memiliki materi isi yang mirip Bumi berasal dari misi Apollo NASA. Data yang dikumpulkan oleh instrumen pendarat di Bulan menunjukkan benda langit itu memiliki perbedaan.

Perbedaan itu berlapis-lapis dengan material yang lebih padat di bagian tengah dan material yang lunak di dekat permukaan dan tidak seluruh batuan berjenis yang seragam terdapat di seluruh bagian.

Para astronaut Apollo yang mendarat di Bulan kemudian mengungkapkan bahwa Bulan juga mengalami gempa bumi, menurut laporan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA).

Namun, baru sekarang ini para ilmuwan baru bisa memilah-milah kumpulan data yang sangat besar dari misi Apollo dan wahana Bulan lainnya untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang bagian dalam Bulan.

Pada 2011, penelitian NASA menunjukkan inti luar Bulan terbuat dari kandungan besi cair, dan menciptakan lapisan yang meleleh sebagian di mana ia bertemu dengan mantel.

Dikutip dari LiveScience, penelitian ini juga mengisyaratkan bahwa Bulan mungkin memiliki inti dalam yang terbuat dari besi.

Kini, penelitian baru telah mengonfirmasi keberadaan inti dalam yang padat ini. Dengan menggunakan model komputer yang dibangun berdasarkan data geologi dari program Apollo dan misi GRAIL NASA.

Misi tersebut menggunakan sepasang wahana untuk memantau medan gravitasi Bulan selama lebih dari satu tahun.

Para peneliti menemukan inti bagian dalam tersebut berdiameter sekitar 500 kilometer atau hanya 15 persen dari lebar Bulan. Ukuran yang kecil ini menjadi alasan mengapa para ilmuwan mengalami kesulitan untuk mendeteksinya.

Selain itu, penelitian ini juga menemukan bukti pertama adanya pembalikan mantel di Bulan, yaitu sebuah proses di mana material cair dengan suhu lebih naik melalui mantel seperti gumpalan lilin di lampu lava.

Menurut para peneliti, hal ini bisa menjelaskan keberadaan besi di permukaan Bulan.

Pemahaman yang lebih dalam tentang cara kerja Bulan dan materi isi Bulan dapat membantu para ilmuwan mengungkap lebih jauh misteri geologinya, seperti apa yang terjadi pada medan magnet Bulan yang dulunya sangat kuat.

Kendati saat ini Bulan tidak memiliki medan magnet, sampel batuan menunjukkan bahwa Bulan pernah memiliki medan magnet yang menyaingi medan magnet Bumi.

(can/arh)





Sumber: www.cnnindonesia.com