Jakarta, CNN Indonesia —
Paparan sinar ultraviolet (UV) dari Matahari dalam beberapa hari terakhir disebut dalam kondisi ekstrem, terutama saat siang hari. Pakar pun mengungkap penyebabnya.
Dikutip dari situs Indeks UV Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), beberapa wilayah terdeteksi dilanda risiko bahaya UV ekstrem.
“Memang untuk lokasi yang kondisi umum cuacanya diperkirakan cerah-berawan pada pagi sampai dengan siang hari untuk beberapa hari ke depan dapat berpotensi menyebabkan indeks ultraviolet pada kategori ‘very high’ dan ‘extreme’ di siang hari,” kata Koordinator Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Hary Tirto Djatmiko, dalam keterangannya, Rabu (12/4).
Berdasarkan keterangan BMKG, Indeks UV dalam pemetaannya dibagi dalam lima kategori warna.
Yakni, hijau (risiko bahaya rendah/low), kuning (risiko bahaya sedang/moderate), jingga (risiko bahaya tinggi/high), merah, risiko bahaya sangat tinggi/very high), dan ungu (risiko bahaya ekstrem/extreme).
Paparan UV ekstrem ini sudah terjadi dalam setidaknya sepekan terakhir. Per Rabu (12/4), berikut rincian daerah dilanda risiko bahaya ekstrem UV:
09.00 WIB: perairan di sekitar Papua, kepulauan di Raja Ampat, sebagian Maluku dan Maluku Utara.
10.00 WIB: separuh Sulteng, Gorontalo, Sulut, sebagian Sultra, dan sebagian kecil Sulsel.
11.00 WIB: sebagian Papua Barat, mayoritas Maluku dan Maluku Utara, Sulut, sebagian Sulteng, Gorontalo, Sulsel, dan Sultra, sebagian Kalsel, Kaltim, dan Kaltara, sebagian kecil Jawa Tengah, sebagian Bengkulu dan Sumsel.
12.00 WIB: separuh Sumatera, sebagian kecil Kalimantan, sebagian kecil Jatim dan Sulteng.
13.00 WIB: sebagian Jambi, Bengkulu, dan Sumsel.
Selepas pukul 13.00 WIB, Indeks UV pada umumnya perlahan bergeser dari merah, ke jingga, kuning, hingga kemudian menghijau.
Posisi Matahari
Hary mengungkapkan pola harian UV ini dipengaruhi oleh posisi dan waktu pergerakan Matahari serta kondisi tutupan awan di suatu wilayah.
“Bulan April, posisi semu Matahari masih ada di sekitar dekat ekuator, dan menunjukkan fase gerak semu ke utara hingga Juni nanti, yang berdampak penyinaran matahari lebih optimum ke wilayah Indonesia,” jelas dia.
Dikutip dari situs Time and Date, posisi Matahari per siang hari ini berada pada 8° 34′ Lintang Utara dan 121° 14′ Bujur Timur. Pada peta, posisinya sekitar di atas Kalimantan di bawah Filipina.
Posisi semu Matahari terjadi akibat revolusi Bumi atau gerakan planet mengorbit bintangnya dalam posisi miring.
Dikutip dari situs Edusainsa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Matahari yang sedang berada di sekitar khatulistiwa sempat memicu fenomena ekuinoks (equinox).
Puncaknya memang sudah lewat, yakni 21 Maret. Saat itu, durasi siang dan malam di seluruh bagian dunia sama panjang, Matahari terbit tepat di timur dan tenggelam di barat.
Saat ekuinoks, peneliti Pusat Riset dan Antariksa BRIN Andi Pangerang menyebut, “intensitas radiasi Matahari yang diterima di ekuator Bumi bernilai maksimum.”
Ia pun mengakui secara tidak langsung posisi Matahari ini memang dapat meningkatkan kenaikan suhu karena radiasinya berbanding lurus terhadap suhu permukaan Bumi.
“Akan tetapi, ini hanyalah salah satu faktor saja yang memengaruhi. Perlu mempertimbangkan faktor lainnya di luar faktor astronomis,” ujar Andi.
Dalam keterangan terpisah, Andi menyebut intensitas radiasi Matahari pada tengah hari akan maksimum. Ketika awan sangat minim, suhu permukaan Bumi akan maksimum.
Ia pun mengimbau masyarakat tidak panik. Kuncinya, kondisikan tubuh agar selalu terhidrasi dengan baik alias cukup cairan, serta menggunakan alat pelindung seperti tabir surya, payung, topi ataupun alat pelindung lainnya.
BMKG pun menambahkan beberapa saran merespons paparan UV ekstrem:
+ Hindari paparan matahari antara pukul 10 pagi hingga pukul 4 sore.
+ Tetap di tempat teduh pada saat matahari terik siang hari.
+ Kenakan pakaian pelindung matahari, topi lebar, dan kacamata hitam yang menghalangi sinar UV, pada saat berada di luar ruangan.
+ Oleskan cairan pelembab tabir surya SPF 30+ setiap 2 jam bahkan pada hari berawan, setelah berenang atau berkeringat.
+ Permukaan yang cerah, seperti pasir, air, dan salju, akan meningkatkan paparan UV.
(tim/arh)
Sumber: www.cnnindonesia.com