Jakarta, CNN Indonesia —
Binatang yang berada di sekitar kita umumnya memiliki jumlah kaki yang berpasangan. Kenapa tidak terlihat yang memiliki tiga kaki?
Sejauh ini, para ahli menyebut hewan berkaki tiga tidak ditemukan di masa sekarang. Binatang seperti ini juga tidak ditemukan dalam catatan fosil, yang artinya tidak ada juga di masa lampau.
Sebuah studi dari Tracy Thomson, peneliti di University of California, Davis menyebut pada dasarnya, berdasarkan pertimbangan dari studi penggerak hewan dan robotik, menunjukkan triped (yang berkaki tiga) tak mengganggu fungsi geraknya.
Namun, kendala terkuat dalam evolusi triped adalah filogenetik atau adopsi genetik awal dari rencana tubuh simetris bilateral (sama antara dua sisi) yang terjadi sebelum munculnya tungkai. Hal ini disebut akan sangat membatasi hewan berkaki tiga untuk berevolusi.
Meski demikian, itu bukan berarti tak ada hewan yang memakai fungsi ‘tiga kaki’. Banyak hewan yang menggunakan posisi ala tripod saat melakukan berbagai aktivitas.
Thomson mencontohkannya dengan meerkat, mamalia gurun yang tampak seperti tupai besar, yang menggunakan posisi tegak bertumpu pada ekor dan kaki belakangnya; ada pula burung pelatuk yang menggunakan bulu ekor untuk menopang badan pada pohon.
Menurutnya, posisi tripod tidak memerlukan energi apa pun untuk membuat tubuh hewan menjadi stabil jika dibandingkan dengan, misalnya, berdiri tegak dengan dua kaki, yang memang memerlukan kerja otot serta kaki yang relatif besar.
Gerakan tiga kaki juga lebih jarang terjadi. Serangga yang memiliki enam kaki memiliki cara bergerak di mana kaki mereka bergerak dalam set tiga kaki: dua kaki di satu sisi dan satu kaki di sisi yang berlawanan selalu berada di tanah. Ini disebut gaya berjalan “alternating tripod”.
Kemudian, Thomson juga menyebut banyak hewan yang tinggal di pohon menggunakan ekornya untuk mencengkeram, meski mereka mungkin juga bergerak dengan keempat anggota tubuhnya.
Lalu, burung beo menggunakan paruhnya yang kuat dan fleksibel sebagai cengkeraman tambahan untuk bermanuver di cabang-cabang pohon.
Sementara itu, kaki belakang yang panjang menyulitkan kanguru untuk “berjalan” seperti mamalia lainnya. Sebagai gantinya, mereka menggunakan ekor yang kuat dan tungkai depan untuk mendorong kaki mereka dari tanah dan melompat ke depan saat merumput.
Dengan sejumlah contoh tersebut yang menunjukkan bahwa gerakan tiga kaki tampaknya berhasil untuk beberapa hewan, tidak adanya hewan berkaki tiga menjadi pertanyaan yang cukup besar. Namun, menurut Thomson, hal ini sepertinya sudah tertanam secara genetik sejak dulu.
“Hampir semua hewan berkaki dua,” katanya, seperti dikutip dari ScienceDaily.
Thomson menjelaskan kode untuk memiliki dua sisi pada segala sesuatu tampaknya telah tertanam dalam DNA kita sejak awal evolusi kehidupan. Kode ini mungkin sudah tertanam sebelum pelengkap seperti kaki, sirip, atau sirip berevolusi.
Setelah sifat simetri bilateral itu tertanam, sulit untuk mengubahnya.
Lebih lanjut, Thomson menyebut eksperimen pemikiran tentang hewan berkaki tiga ini berguna untuk mengembangkan gagasan kita tentang evolusi.
“Jika kita mencoba memahami evolusi sebagai sebuah proses, kita perlu memahami apa yang bisa dan tidak bisa dilakukannya,” ujarnya.
(lom/arh)
Sumber: www.cnnindonesia.com