Jakarta, CNN Indonesia —
Kerap memicu banyak korban jiwa, gempa tak terpisahkan dari sejarah pembentukan daratan Bumi hingga kini. Simak daftar lindu terbesar yang pernah terjadi sepanjang sejarah berikut.
Sebelumnya, gempa baru saja mengguncang Turki pada Senin (6/2) dengan Magnitudo (M) 7,8 yang mengakibatkan kerusakan parah dan korban jiwa.
Peristiwa gempa sendiri bisa dipicu oleh gerakan lempeng tektonik maupun aktivitas vulkanik. Ketika lempeng tektonik saling bergerak dan bertabrakan, hal itu dapat melepaskan energi yang terpendam hingga menghasilkan gempa besar.
Sejak para ilmuwan menemukan cara mengukur besarnya gempa di awal tahun 1900-an, beberapa gempa yang benar-benar masif telah mengguncang Bumi.
Sebagian besar dari gempa bumi ini terjadi di beberapa zona subduksi di sepanjang “Cincin Api” yang bergejolak secara seismik di Pasifik, tempat lempeng tektonik menukik di bawah satu sama lain.
Berikut daftar 20 gempa bumi dahsyat yang pernah tercatat sepanjang sejarah, dimulai dari yang terlemah, seperti dilansir LiveScience:
Sanriku-Oki, Jepang, M 8.4
Gempa berkekuatan 8,4 melanda dekat wilayah Sanriku Jepang pada 2 Maret 1933. Gempa terjadi sekitar 290 kilometer dari lepas pantai Honshu, Jepang.
Sebagian besar kematian diakibatkan oleh tsunami yang ditimbulkan oleh gempa tersebut, yang menyapu 3.000 rumah dan menghancurkan 2.000 lainnya serta menimbulkan gelombang setinggi hampir 29 meter di Honshu, Jepang.
Beberapa dekade kemudian, gempa berkekuatan 9,0 mengguncang wilayah yang sama, menyebabkan gempa bumi dan tsunami Tōhoku tahun 2011. Daerah ini adalah bagian dari Cincin Api Pasifik, sabuk berbentuk tapal kuda sepanjang hampir 40 ribu kilometer.
Kawasan ini terkenal dengan gempa bumi dan aktivitas gunung berapi. Cincin itu membatasi batas Lempeng Pasifik di mana pun ia menabrak lempeng-lempeng tetangganya; di wilayah sekitar Tōhoku, Lempeng Pasifik bertabrakan dengan Lempeng Amerika Utara.
Arequipa, Peru, 2001, M 8,4
Gempa berkekuatan 8,4 melanda 6 kilometer dari kota pesisir Atico, Peru, pada 23 Juni 2001. Sedikitnya 74 orang tewas lebih dari sepertiganya tersapu oleh tsunami yang diakibatkannya.
Lebih dari 2.600 orang terluka, dan lebih dari 50.000 rumah rusak akibat guncangan tanah yang kuat.
Gempa tersebut terjadi di perbatasan lempeng Nazca dan Amerika Selatan, di mana Lempeng Nazca bergerak ke timur laut sekitar 78 milimeter per tahun, menabrak dan menyelam di bawah Lempeng Amerika Selatan, menurut USGS.
Guncangan tanah akibat aktivitas seismik dirasakan hingga ke La Paz, Bolivia.
Bengkulu, Indonesia, M 8,4
Pada tanggal 12 April 2007, gempa berkekuatan M8,4 melanda sekitar 122 kilometer lepas pantai Bengkulu, Indonesia, di pulau Sumatra. Gempa raksasa tersebut terjadi akibat sesar dorong pada batas antara lempeng Sunda dan Australia.
Sekitar 25 orang tewas, dan lebih dari 161 luka-luka. Sebanyak 20 ribu bangunan rusak di kota Bengkulu dan Sumatera Barat. Gempa tersebut menandai gempa keempat berkekuatan M7,9 atau lebih besar yang melanda wilayah umum dekade itu.
Daerah tersebut masih berpotensi aktif gempa setelah gempa dahsyat yang melanda tepat setelah Hari Natal tahun 2004.
Dekat Semenanjung Kamchatka, M 8,4
Relatif sedikit yang diketahui tentang gempa berkekuatan M 8,4 yang terjadi di lepas pantai timur Kamchatka, Rusia, pada 3 Februari 1923.
Daerah berpenduduk jarang di Timur Rusia terletak di dekat Parit Kuril-Kamchatka, tempat Lempeng Pasifik berada di bawah Lempeng Okhotsk, sebuah lempeng kecil yang pernah dianggap sebagai bagian dari Lempeng Amerika Utara.
Tidak ada laporan kematian maupun cedera pada peristiwa itu, tetapi gempa tersebut memicu tsunami kecil menurut laporan USGS.
Kepulauan Kuril, Rusia, M 8,5
Relatif sedikit yang diketahui tentang gempa yang melanda Kepulauan Kuril pada 13 Oktober 1963. Kepulauan yang membentang antara Semenanjung Kamchatka Rusia dan Hokkaido, Jepang ini merupakan wilayah yang diimpit oleh aktivitas vulkanik.
Tidak ada laporan kerusakan hingga korban jiwa akibat gempa ini. Namun gempa memicu tsunami yang mencapai Samudra Pasifik bagian utara.
Atacama, Chile, M 8,5
Pada 11 November 1922, gempa besar berkekuatan 8,5 melanda Gurun Atacama di perbatasan Argentina dan Chili. Meski pusat gempa berada di bawah tanah, goncangannya begitu kuat hingga memicu tsunami yang menewaskan ratusan orang.
Laut Banda, Indonesia, M 8,5
Pada 1 Februari 1938, gempa berkekuatan 8,5 mengguncang dasar laut sekitar 141 kilometer barat laut Tual, Maluku. Kendati guncangan terbilang besar, namun tidak ada laporan kerusakan akibat gempa ini.
Pulau Unimak, Alaska, M 8,6
Gempa bermagnitudo 8,6 melanda Pulau Unimak pada 1 April 1946. Meski besar, gempa tersebut tidak merusak satu bangunan pun di wilayah tersebut.
Namun, gempa itu memicu gelombang tsunami setinggi 35 meter yang menyapu mercusuar bersama dengan lima penghuninya. Ketika mencapai Hilo, di Big Island of Hawaii, tsunamiitu menyapu 159 orang dan menyebabkan kerugian harta benda senilai US$26 juta.
Pulau Unimak merupakan salah satu Kepulauan Aleutian, yang berada di Cincin Api (Ring of Fire) aktif.
Kepulauan Andreanof, Alaska, M 8,6
Gempa yang melanda Kepulauan Andreanof, bagian dari Kepulauan Aleutian pada 9 Maret 1957. Gempa itu terjadi sekitar 86 kilometer tenggara Adak, Alaska magnitudo 8,6.
Wilayah Adak merupakan sebuah desa kecil berpenduduk beberapa ratus orang dan kota paling selatan di negara bagian itu.
Tidak ada korban jiwa, namun gempa tersebut menghancurkan dua jembatan, membuat retakan sepanjang satu meter di salah satu jalan di Adak dan merusak rumah.
Gempa tersebut juga menghasilkan tsunami setinggi 15 meter yang menghantam mercusuar Scotch Cap di dekatnya, serta tsunami setinggi 8 meter yang menghanyutkan saluran minyak di Sanda Bay.
Tsunami kemudian menjalar ke Hawaii, yang menghancurkan dua desa, dan ke San Diego, yang juga merusak beberapa properti.
Sumatera Utara, M 8,6
Daerah di sekitar Sumatera adalah daerah yang aktif secara seismik, dengan pulau Indonesia berada di atas Cincin Api Pasifik yang aktif secara vulkanik.
Wilayah yang secara seismik tidak stabil itu terdapat pertemuan antara Lempeng Australia dan Lempeng Sunda melepaskan sejumlah besar energi pada tanggal 28 Maret 2005, ketika gempa berkekuatan 8,6 melanda 78 kilometer barat Sangkil pada kedalaman 30 kilometer.
Lebih dari 1.300 orang tewas, 340 lainnya luka-luka dan ratusan bangunan hancur, kebanyakan di Pulau Nias. Gempa itu terasa hingga India dan Sri Lanka.
Gempa tersebut terjadi karena Lempeng Australia bergerak ke timur laut dengan kecepatan 50 milimeter per tahun dan menukik ke dalam mantel di Palung Sunda.
Menurut USGS, gempa besar terjadi setelah gempa besar Samudera Hindia tahun 2004 karena patahan di wilayah tersebut terus menyesuaikan diri dengan pergeseran seismik tersebut.
Sepuluh besar gempa dunia di halaman selanjutnya…
Gempa Sumatera hingga Chile
BACA HALAMAN BERIKUTNYA
Sumber: www.cnnindonesia.com