2 Pekan Jelang ASO, Nielsen Hitung Pemirsa TV Digital per Rumah

Lembaga riset Nielsen mengaku sudah punya tekonologi yang bisa menghitung pemirsa TV digital di rumah-rumah. Program ASO tak bakal terganjal?

Jakarta, CNN Indonesia

Perusahaan riset pasar Nielsen mengklaim pihaknya sudah siap menghitung rating atau penilaian atas tayangan, kala suntik mati TV analog atau Analog Switch Off (ASO) digelar.

Program ASO secara serempak akan digelar pada 2 November 2022, yang artinya siaran TV analog akan dipadamkan sepenuhnya untuk kemudian beralih ke TV digital.

“Komitmen kami adalah untuk memberikan dan berinvestasi pada digital dan pengukuran audiens TV di Indonesia,” kata representasi Nielsen kepada CNNIndonesia.com, Senin (16/10).

“Nielsen akan terus mengikuti perkembangan dan merefleksikan perubahan serta dinamika yang ada dengan memanfaatkan pemahaman yang didapat dari pasar-pasar lainnya, ditambah dengan mengandalkan para ahli kami untuk memberikan data pengukuran TV yang komprehensif, terpercaya, independen yang tersedia ketika suatu negara beradaptasi dengan lanskap baru TV digital,” ujarnya lagi.

Lebih lanjut pihaknya juga mengklaim saat ini sudah mengukur Digital Terrestrial TV (DTT) di rumah-rumah Indonesia yang dapat menerima siaran.

Teknologi pengukuran Nielsen diklaim sepenuhnya mampu mengukur DTT dan dapat membedakan tampilan ke saluran digital individual di seluruh spektrum digital.

“Saat ini kami mengukur Digital Terrestrial TV (DTT) di rumah-rumah Indonesia yang dapat menerima siaran. Teknologi pengukuran kami sepenuhnya mampu mengukur DTT dan dapat membedakan tampilan ke saluran digital individual di seluruh spektrum digital,” kata Nielsen.

“Dan dengan adaptasi industri menuju ke lanskap TV digital, kami juga akan mengukur pertumbuhan DTT di Indonesia,” ujarnya lagi.

Sebelumnya, Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) meminta penundaan ASO Jabodetabek 5 Oktober dengan dalih masyarakat belum siap dan risau angka penonton turun.

“Kekhawatirannya kalau siaran enggak ditonton kan kepemirsaan turun. Masyarakat kehilangan siaran juga khawatir. Kita kan bersiaran untuk masyarakat,” kata Sekjen ATVSI Gilang Iskandar, di kantor Kominfo, Jakarta, Rabu (5/10).

Selain itu, riset Nielsen di 11 kota pada September 2022 mengungkapkan warga yang menggunakan terrestrial analog mencapai 61 persen, siaran digital 21 persen, dan TV berbayar 18 persen.

Nielsen juga mengungkap angka kesiapan warga untuk beralih ke siaran digital. Rinciannya, Jakarta 43 persen siap, 57 persen tak siap; Bandung 40 persen siap, 60 persen tak siap; Surabaya 28 persen siap, 72 persen tak siap; Semarang 42 persen siap, 58 persen tak siap; Medan 27 persen siap, 73 persen tidak siap;

Makasssar 42 persen siap 58 persen tidak siap; Yogyakarta 39 persen siap, 61 persen tak siap; Denpasar 34 persen siap, 66 persen tak siap; Palembang 33 persen siap, 67 persen tak siap; Banjarmasin 33 persen siap dan 67 persen tidak siap; dan Surakarta 40 persen siap 60 persen tak siap.

Direktur Penyiaran Kementerian Komunikasi dan Informatika Geryantika Kurnia mengatakan lebih dari 80 persen kanal siaran televisi analog diklaim sudah bersiaran digital.

“Lebih dari 80 persen [siaran TV analog] sudah bersiaran digital dan sisanya on progress,” ujar dia, Selasa (11/10).

Berdasarkan survei Kominfo pada Juli 2022, 93,21 persen responden menilai positif tentang siaran digital. Selain itu, 79,09 persen menyatakan sudah memutuskan akan beralih ke siaran digital; dan 88,64 persen bersedia membeli STB secara mandiri.

Sebagai informasi, UU Cipta Kerja memberi tenggat suntik mati TV analog atau analog switch off (ASO) rampung sepenuhnya di 112 wilayah siaran di 341 kabupaten/kota pada 2 November 2022.

Di sisi lain, migrasi dari TV analog ke digital dinilai tak akan memberatkan warga. Sebaliknya, migrasi tersebut akan memberi keuntungan. 

“Pelaksanaan migrasi siaran televisi analog ke digital dapat dipastikan tidak akan memberatkan masyarakat dan justru akan menguntungkan,” demikian pernyataan Kedeputian Bidang Polhukam Sekretariat Kabinet (Setkab), di situs resminya.

“Bagi rumah tangga miskin yang masih menggunakan televisi analog seperti televisi tabung akan diberikan bantuan STB (set top box) secara cuma-cuma oleh penyelenggara multiplexing dan pemerintah,” kata Setkab.

“Selain itu, bagi masyarakat yang secara ekonomi terbilang mampu, STB dipastikan akan mudah diperoleh dengan harga yang tidak memberatkan.”

[Gambas:Video CNN]

(can/lth)




Sumber: www.cnnindonesia.com