Dua pakar geologi meragukan sumber gempa Cianjur, Jawa Barat, berasal dari gerakan sesar Cimandiri. Apa alasannya?
Sebelumnya, Kepala Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut sesar Cimandiri bertanggung jawab atas terjadinya gempa.
“Kalau dari peta yang dirilis dari badan geologi itu titik gempa atau episenternya itu tidak di sesar Cimandiri, jadi masih diragukan sesar Cimandiri,” kata Dosen Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran (FTG Unpad) Dicky Muslim, kepada CNNIndonesia.com, Rabu (23/11).
Ia ragu gempa itu berasal dari sesar Cimandiri lantaran berdasarkan karakteristik gempa susulan atau aftershock terjadi hingga ratusan kali.
Menurut Dicky, ada kemungkinan sesar penyebab dari gempa ini masih belum pernah diteliti. Sehingga dibutuhkan penelitian terbaru di wilayah kegempaan.
“Mungkin masih bagian dari rangkaian Cimandiri, tapi dengan sistem yang agak berbeda,” ujar dia.
“Kalau dilihat dari karakternya, jarang kami menemukan, bahkan terjadi gemp susulan yang begitu banyak. Harus ada penelitian lagi di wilayah ini,” sambungnya.
Di samping itu ia menjelaskan dampak dari gempa di Cianjur pada Senin (21/11) itu mengakibatkan dapur magma di bawah Gunung Gede menjadi tidak setabil, sehingga berpotensi adanya aktivitas vulkanik.
Lebih lanjut ia menjelaskan dengan adanya gempa yang tak terprediksi ini mengancam wilayah DKI Jakarta. Sehingga harus ada kesiapan baik manajemen bencana maupun edukasi masyarakat.
“Jadi dalam tanda kutip kita terlena. Kalau untuk jakarta dengan kemarin diguncang sedikit jadi heboh. Jadi kesiapan menghadapi gempa itu yang angat penting,” tutup dia.
Senada, Ismawan, Dosen Fakultas Teknik Geologi Unpad juga meragukan sesar Cimandiri adalah penyebab gempa Cianjur.
“Yang jelas, saya yakin ini bukan bagian dari sesar Cimandiri, meskipun arahnya sama,” kata Ismawan dikutip dari laman Unpad, Selasa (22/11).
Ismawan menjelaskan kawasan Cugenang yang menjadi episentrum gempa Cianjur berjarak sekitar 10 kilometer di sebelah utara jalur patahan Cimandiri. Sementara, jalur sesar Cimandiri sendiri bermula dari Pelabuhan ratu lalu membentang ke arah timur dan berbelok ke utara di sekitar kawasan episentrum gempa.
Dalam analisanya, Ismawan mengungkapkan kemungkinan gempa ini diakibatkan oleh pergerakan sesar baru yang belum banyak diketahui orang. Dikatakan belum banyak diketahui orang karena bisa jadi jejak-jejak pelurusan sesar tersebut tertutupi oleh beberapa faktor.
Jika melihat lokasi episentrum yang berada dekat dengan Gunung Gede, maka kemungkinan jejak-jejak sesar tersebut tertutupi oleh endapan gunung api.
“Ini dimungkinkan karena kalau sesar lama biasanya ada jejak-jejak pelurusan yang menunjukkan bahwa di situ ada sesar. Di sana karena batuan vulkanik, jejak pelurusannya itu kelihatan tidak ada,” ujarnya.
[Gambas:Video CNN]
(can/lth)
Sumber: www.cnnindonesia.com